Selasa, 09 Oktober 2007

sekayuh nafas di ujung habis

Oleh Agus Sulistyo


akhirnya, kamu datang dengan sepasang sepatu berhak tinggi
megah menjulang mendaki ujung celana bertabur warna-warni bintang
dan senyum seciap merah anggur

“malam ini, tentu masih ada secawan anggur, lelehan atau harum uapnya sekalipun, juga remah roti di pinggan atau tercecer di meja perjamuan”

dan, sepotong blouse merajuk manja
mengurai warna-warni perca,
”ah, kamu masih saja bertelanjang dada”

maka, kepadamu kutanyakan:”adakah roti barang secuil atau anggur barang secawan sisa perjamuan malam?”

“hari baru menjelang petang.
ku kabarkan kepadamu,
tidak ada pesta malam ini”


yogyakarta 2004

Tidak ada komentar: